Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Napak Tilas Sejarah Kopi Belitung Antara Tanjung Pandan dan Manggar

Selain deretan pantai dengan pemandangan luar biasa indah, baik yang berformasi bebatuan granit maupun yang tidak, ada satu lagi hal yang sangat khas dari Pulau Belitung yang tak akan Anda temukan di mana pun. Betul, kopi Belitung.

Jika Anda adalah penggemar minuman hitam pekat ini, maka Anda perlu sekali untuk membaca artikel ini sampai selesai. Anda akan semakin mencintai kopi, terutama kopi Belitung.
 
Kopi Belitung
Kopi Belitung


Sejarah Kopi Belitung


Sebenarnya, tak pernah diketahui secara tepat kapan masyarakat Belitung mulai menjadikan kopi sebagai bagian dari kehidupan mereka. Namun, ada bukti-bukti sejarah yang menyatakan, bahwa kopi mulai dikenal seiring pengaruh Islam yang masuk ke Belitung, saat Syekh Abubakar Abdullah dan Datuk Ahmad dari Mempawah datang.

Bukti sejarah lain menyatakan bahwa kemunculan warung kopi Belitung mulai marak seiring ramainya pertambangan timah di wilayah ini di pertengahan abad ke-19. Orang-orang Eropa, Tiongkok, dan lainnya datang untuk bekerja di tambang, baik sebagai elite maupun sebagai kuli. Merekalah penikmat kopi Belitung yang pertama kali.

Uniknya, Belitung sebenarnya juga bukan daerah penghasil kopi, Biji kopi ini didatangkan dari perkebunan di Lampung, berjenis arabika dan robusta. Roasting-nya di Jakarta, dan kemudian diolah di Belitung. Sungguh perjalanan yang panjang ya.

Seiring waktu, warung kopi yang muncul pun terbagi ke dalam dua kategori yang membedakan kelas sosial atas dan kelas sosial bawah. Namun kini, warung-warung kopi ini lebih terkategorisasi berdasarkan obrolan yang sering terjadi, misalnya obrolan politik, lingkungan, ekonomi, dan sebagainya.

Ya, warung kopi di Pulau Belitung merupakan wahana yang mempertemukan orang dari berbagai usia, latar belakang, profesi, agama, dan ras berkumpul untuk berdiskusi tentang topik-topik yang diminati.

Warung kopi Belitung lebih dari sekadar “media sosial”, tetapi menjadi simbol sosial budaya di wilayah bagian dari Provinsi Bangka Belitung ini.

Dua kota yang menjadi saksi tradisi panjang kopi Belitung adalah Tanjung Pandan dan Manggar. Yuk, kita kunjungi satu per satu.
 

Menikmati Kopi Belitung di Tanjung Pandan


Di Tanjung Pandan, Anda dapat menemukan beberapa warung kopi ikonik yang wajib dikunjungi.

Warung Kopi Ake


Warung kopi ini milik keluarga Tionghoa, Ake, yang sekarang sudah mencapai generasi keempat.
Berlokasi di dekat dekat Bundaran Tugu Satam, Kota Tanjung Pandan. Warung kopi ini dikunjungi oleh 45 hingga 50 orang setiap harinya. Tempatnya cukup luas dan lega, membuat kita betah berlama-lama.

Peralatan yang digunakan juga masih sangat tradisional, dan semuanya sudah digunakan sejak warung ini berdiri.

Warung Kopi Kong Djie


Warung kopi Belitung kedua di Tanjung Pandan yang legendaris terletak di Siburik, Tanjung Pandan, bernama Kong Djie.

Kopi yang disajikan sering disebut dengan “kopi kuli”. Meski demikian, nikmatnya tiada tara. Berdiri sejak tahun 1943, suasana warung ini masih sangat otentik. Berbeda dengan warung kopi Ake, Anda juga bisa membeli kudapan di sini, mulai dari gorengan, donat, dan makanan khas Belitung lainnya.
 

Pengalaman Minum Kopi yang Berbeda di Manggar


Manggar dikenal sebagai kota 1001 warung kopi. Bahkan rekor MURI pernah mencatat, sejumlah 15 ribu orang lebih pernah minum kopi bersama di Manggar di tahun 2009.
Karena julukannya ini, maka  Manggar mendapat istilah tersebut.

Anda memang akan bisa menemukan warung kopi di mana saja. Warung kopi di Manggar juga lebih heterogen, tidak ada fragmentasi topik obrolan seperti halnya di Tanjung Pandan.

Namun, dari sekian banyak warung kopi di Manggar, ada beberapa yang memang lebih populer dibanding yang lain. Misalnya seperti warung kopi Lohen atau warung kopi A Ngi. Tapi, ada satu warung kopi pertama yang berdiri di Manggar.

Warung kopi Atet


Warung kopi Atet berdiri sejak tahun 1949, dan kini sudah diwariskan pada generasi ketiga. Biasa didatangi lebih dari 100 pelanggan ketika sedang ramai, warung kopi ini memang konon adalah yang terlaris di Manggar.

Warung ini sudah buka sejak subuh, jadi Anda bisa minum kopi sekaligus sarapan juga di sini. Pengunjungnya lebih beragam, dari mulai PNS, pedagang, karyawan perusahaan timah, dan berbagai kalangan.
 
Nah, bagaimana? Siap untuk napak tilas perjalanan sejarah dan sosial kopi Belitung? Selamat menikmati pengalaman yang ada ya.